Butuh beberapa masa memang untuk bisa bersikap sesuai dengan apa yang sudah di tentukan oleh nasib dan garis hidup.
Ah, terkadang hidup begitu lucu, bukan? Dimana setiap insan milik Tuhan memiliki rahasia kecil maupun besar di hidupnya, yang pasti di simpan rapat-rapat. Sesekali bocor rahasia, bubar semuanya.
Hal-hal kecil semacam ini kiranya yang membuat ku belajar banyak hal mengenai "rahasia" dan penghargaannya.
Banyak orang disekitar ku yang terlalu introvert, penutup dan selalu menutup dirinya. Seakan ada benteng besar yang ia bangun sendiri untuk mencegah siapapun yang dia tidak inginkan masuk mencampuri hidupnya. Well, sesempurnanya manusia, memang tetap memiliki insting melindungi diri, bukan?
Terkadang melihat mereka menutup diri dari banyak orang. Mulai menyendiri dan menganggapnya hidup dengan kehidupannya dan beberapa orang yang ia percaya benar-benar membuat saya pribadi sesak. Bagaimana mungkin, seonggok ciptaan Tuhan bisa sebegitu kuat bertahan dengan kondisi semacam itu.
Banyak impacts yang pasti timbul setelah penutupan diri? Pasti.
Manusia saling menghormati, menghargai, menyayangi, melindungi satu sama lain karena setiap dari kita ingin memanusiakan manusia dengan cara sebaik mungkin. Pastilah, ada waktu dimana orang sebal melihat manusia-manusia introvert di sekitarnya..
Cobalah teman, runtuhkan barang sekejap saja bentengmu, llihat keluar sana. Masih banyak orang yang pasti akan begitu baik membantumu melewati semuanya dengan tanpa paksaan. Jangan terlalu menyakiti diri sendiri.
Terbukalah, berdamailah, dan hargailah manusia lain.
Berhentilah, karena kau benar-benar terlihat menyedihkan.
Jumat, 05 Desember 2014
Minggu, 31 Agustus 2014
Hukum Tanam-Tuai
"Orang itu menanam, pasti menuai"
Seringkali pepatah ini di sampaikan entah di tempat pendidikan, di tabligh masjid, di segala tempat-tempat yang pernah ku temui.
Memang benar, semua hal yang kita tanam, pasti akan mendapatkan hasil sesuai yang kita tanam. Secara logisnya bukan?
Tapi tempo hari, ketika sedang mengobrol dengan sahabat baik ku di Blackberry Messenger, jujur, pepatah yang begitu agung itu, yang benar-benar "benar" bagi kami yang mendengarnya, terutama aku, tertampat hebat. tersadar dengan baik.
benar pasti, menama-menuai, bak hukum karma, ketika melakukan yang baik, akan mendapatkan hal baik pula sebagai balasan. tapi ternyata, hukum tanam-tuai itu, tidak sesederhana hukum karma.
coba sesekali kita lihat sistem mereka para petani yang ada di sawahnya. belum pasti, apa tanaman yang mereka tanam, bisa di tuai dengan persis seperti apa yang mereka tanam. bisa saja, ketika musim kemarau dan musim hujan datang tak tentu, pupuk yang seharusnya di sebar di sawah, datang terlamabt, bahkan tak datang. ya, hukum tanam-tuai sebenarnya memang begitu. tidak pernah sesederhana hukum karma.
bingung?
ya aku pun bingung ketika awal kali aku menyadarinya..
ketika kau menanam sesuatu, jangan hanya pernah mengharapkan hasil panen baik, jika ketika proses menuju panen, tak kau ingat untuk menjaganya, memupuknya..
benar bukan?
sebaik baiknya apa yang kita tanam, tapi tak pernah di jaga, tak mungkin apa yang kita panen seperti yang seharusnya..
seburuk-buruknya apa yang kita tanam, tak pernah tidak mungkin jika hasil panen juga baik. karena tidak pernah melupakan untuk menjaganya..
apapun itu, ketika hukum tanam-tuai, jangan sampailah lupa tentang seberapa keras kau memupuk, seberapa besar perjuangan untuk menjaganya..
yup, this boy like my bitch yang nampol aku sekuat-kuarnya waktu membahas soal ini.
ga penting memag bagi sebagian besar orang, tapi bagiku, ini tmaparan luar biasa agar aku sadar, betapa sebuah proses begitu berarti.
Seringkali pepatah ini di sampaikan entah di tempat pendidikan, di tabligh masjid, di segala tempat-tempat yang pernah ku temui.
Memang benar, semua hal yang kita tanam, pasti akan mendapatkan hasil sesuai yang kita tanam. Secara logisnya bukan?
Tapi tempo hari, ketika sedang mengobrol dengan sahabat baik ku di Blackberry Messenger, jujur, pepatah yang begitu agung itu, yang benar-benar "benar" bagi kami yang mendengarnya, terutama aku, tertampat hebat. tersadar dengan baik.
benar pasti, menama-menuai, bak hukum karma, ketika melakukan yang baik, akan mendapatkan hal baik pula sebagai balasan. tapi ternyata, hukum tanam-tuai itu, tidak sesederhana hukum karma.
coba sesekali kita lihat sistem mereka para petani yang ada di sawahnya. belum pasti, apa tanaman yang mereka tanam, bisa di tuai dengan persis seperti apa yang mereka tanam. bisa saja, ketika musim kemarau dan musim hujan datang tak tentu, pupuk yang seharusnya di sebar di sawah, datang terlamabt, bahkan tak datang. ya, hukum tanam-tuai sebenarnya memang begitu. tidak pernah sesederhana hukum karma.
bingung?
ya aku pun bingung ketika awal kali aku menyadarinya..
ketika kau menanam sesuatu, jangan hanya pernah mengharapkan hasil panen baik, jika ketika proses menuju panen, tak kau ingat untuk menjaganya, memupuknya..
benar bukan?
sebaik baiknya apa yang kita tanam, tapi tak pernah di jaga, tak mungkin apa yang kita panen seperti yang seharusnya..
seburuk-buruknya apa yang kita tanam, tak pernah tidak mungkin jika hasil panen juga baik. karena tidak pernah melupakan untuk menjaganya..
apapun itu, ketika hukum tanam-tuai, jangan sampailah lupa tentang seberapa keras kau memupuk, seberapa besar perjuangan untuk menjaganya..
yup, this boy like my bitch yang nampol aku sekuat-kuarnya waktu membahas soal ini.
ga penting memag bagi sebagian besar orang, tapi bagiku, ini tmaparan luar biasa agar aku sadar, betapa sebuah proses begitu berarti.
Sabtu, 16 Agustus 2014
IS THAT YOU CALLED AS RIGHTS?
sebuah pengajaran itu memang tidak melulu datang ketika kita yang mengalami kejadiannya. kadangkala, sebuah kejadian kecil di sekililing kita pun bisa jadi pengalaman berharga. about how to being a logical human misalnya.
ya, banyak orang berkata: setiap orang punya hak nya masing-masing untuk berbuat apapun yang dia suka. dan pada akhirnya, banyak di sekitar kita yang melulu mengatasnamakan haknya untuk melakukan banyak hal yang menyenangkan dirinya. apa itu salah? jelas tidak.
semut sekecil itu pun, ketika dia memutuskan untuk berjalan sendiri meninggalkan teman satu perjalanannya, tak mungkin kita lalu menghakiminya. mengatakan si kecil ini egois, si kecil ini tak tahu diri, si kecil ini sombong. tidak. dia berhak melakukannya, dia memiliki hak melakukan apa yang dia mau. tapi apakah yang dilakukannya tidak akan berakibat fatal? apa yang dilakukan si semut ini atas nama haknya tidak akan memberi efek padanya? jelas, pasti akan ada efeknya.
begitu pula manusia. tak ada yang salah ketika kita ingin melakukan apa yang jadi hak kita. tak ada salahnya juga, kita tidak terima atas perbuatan orang lain yang berkoar-koar atas nama haknya.
tapi, tunggu dulu. bukankah kita adalah manusia sosial. manusia yang tidak akan mungkin bisa hidup sendiri, hidup dengan haknya sendiri. ya, tak akan mungkin. yang kita tetap butuhkan adalah mereka yang ada di antara kita, mau tidak mau, suka tidak suka, sekarang ataupun nanti, orang-orang itu akan kita butuhkan.
so that, humans! think first when you want to use your right in your surrounding. think about every tiny effect that will be suffered. no one knows what will happen to us until we do it. ao do respect to other. make your right as the best as you can. then God will lead you to be a better person.
ya, beberapa hari lalu, Tuhan mengirimkan kisah dan pelajaran ini untuk ku di sebuah tempat kecil dimana aku akan selalu menemuinya. Tuhan percayakan kisah ini padaku, perhaps, karena Dia ingin aku beritahukan pula pada yang lain agar hal seperti itu tak terulang lagi.
pelajaran tak melulu harus di lalui sendiri bukan? jadi, berhati-hatilah.
HAPPY SATURDAY NIGHT, WORLD!
ya, banyak orang berkata: setiap orang punya hak nya masing-masing untuk berbuat apapun yang dia suka. dan pada akhirnya, banyak di sekitar kita yang melulu mengatasnamakan haknya untuk melakukan banyak hal yang menyenangkan dirinya. apa itu salah? jelas tidak.
semut sekecil itu pun, ketika dia memutuskan untuk berjalan sendiri meninggalkan teman satu perjalanannya, tak mungkin kita lalu menghakiminya. mengatakan si kecil ini egois, si kecil ini tak tahu diri, si kecil ini sombong. tidak. dia berhak melakukannya, dia memiliki hak melakukan apa yang dia mau. tapi apakah yang dilakukannya tidak akan berakibat fatal? apa yang dilakukan si semut ini atas nama haknya tidak akan memberi efek padanya? jelas, pasti akan ada efeknya.
begitu pula manusia. tak ada yang salah ketika kita ingin melakukan apa yang jadi hak kita. tak ada salahnya juga, kita tidak terima atas perbuatan orang lain yang berkoar-koar atas nama haknya.
tapi, tunggu dulu. bukankah kita adalah manusia sosial. manusia yang tidak akan mungkin bisa hidup sendiri, hidup dengan haknya sendiri. ya, tak akan mungkin. yang kita tetap butuhkan adalah mereka yang ada di antara kita, mau tidak mau, suka tidak suka, sekarang ataupun nanti, orang-orang itu akan kita butuhkan.
so that, humans! think first when you want to use your right in your surrounding. think about every tiny effect that will be suffered. no one knows what will happen to us until we do it. ao do respect to other. make your right as the best as you can. then God will lead you to be a better person.
ya, beberapa hari lalu, Tuhan mengirimkan kisah dan pelajaran ini untuk ku di sebuah tempat kecil dimana aku akan selalu menemuinya. Tuhan percayakan kisah ini padaku, perhaps, karena Dia ingin aku beritahukan pula pada yang lain agar hal seperti itu tak terulang lagi.
pelajaran tak melulu harus di lalui sendiri bukan? jadi, berhati-hatilah.
HAPPY SATURDAY NIGHT, WORLD!
Sabtu, 09 Agustus 2014
Terimakasih, Tuhan
Mentari menyapa di ufuk sana..
Tersenyum menyambut manusia-manusia baru yang melakukan hal-hal menakjubkan..
Pagi ini, Tuhan menitipkan cerita baru bagi mereka yang percaya..
Mulai dari terbit mentari hingga terbenamnya kembali, pasti ada dongeng untuk di pelajari..
Hari ini, kami mendapatkannya dari Tuhan..
Tuhan menitipkan kami di sebuah tempat pendidikan untuk menimba pengalaman..
Setiap langkah akan menjadi pembelajaran..
Setiap langkah akan menjadi kenangan..
Akan ada banyak cerita dan kisah yang terselubung dalam tangis, tawa, suka, duka, rindu, cekcok..
Tapi kami satu, satu menggapai cita..
Kami, 5 bulan dari hari ini, SMA N Bandongan
Selasa, 05 Agustus 2014
In about 3x24 hours of my life, akhirnya benar-benar harus turun ke real work.
Absolutely, because I take my college on English Department and decided to contribute it on teaching, well semester 7 awal ini dibuka dengan praktik mengajar di High School.
in about five months, I will dedicate myself there, in one of the High School of Magelang Regency. alhamdulillah juga, dengan adanya praktek macam ini, aku bisa tahu sudah seberapa siapkah turun langsung ke dunia kerja.
Well, I hope, semua yang ku lakukan disana, benar-benar berguna tidak hanya bagi ku, tapi semua warga sekolahnya.
Minggu, 03 Agustus 2014
The Amatier Has Her Story on Book
Syukur
alhamdulillah, cerita pendek sederhana yang aku buat iseng-iseng bisa
terpulikasi di sebuah kumpulan cerpen.
Walau belum
sesempurna dan seindah yang lain, tapi setidaknya ini first great step untuk
amatir macam aku.
Semoga hasil ini
tidak hanya berhenti sekarang.
Tuhan, terimakasih
kesempatan emas ini, walau bukan yang terbaik, tapi ada namaku di sana!
Ibu sudah baca hasil
karyaku, beliau bilang cerita ini bagus.
Terimakasih Tuhan,
sudah mengirimkan beliau yang begitu mendukung setiap keputusan baikku.
Semoga seperti yang
beliau mau, cerita ini bisa jadi novel.
Dingin di Sela Badai
Dingin kali ini
memberikan sejuta bisu,
Tiap kali hela nafas
terdengar, semakin bilur biru rindu terasa begitu menyayat kalam.
Aku tahu, sudah
bukan waktuku lagi menunggumu..
Aku tahu, sudah
habis waktuku memungut setiap kenangan yang masih mungkin kau kenang bersamaku.
Aku bahkan sudah
tahu persis cerita ini akan berakhir kemana atau akan membuncah dimana.
Tapi tetap saja,
tahuku hanya sebatas itu.
Senyap di malam
dingin.
Badai romuson di
Filiphina yang menderu.
Membeku di sepanjang
laut Jawa.
Membekukan setiap
rumah.
Saling ringkuk
setiap yang bernyawa.
Semakin menghela
keluh, semakin dingin terasa.
Wahai
cinta lama, masih berasakah kau perasaan yang sama?
Bukan
ku menjual kenangan atau mengharap balasan.
Tapi
hanya kesempatan yang mungkin bisa kembalikan semua.
Sesal
ini hanya aku yang punya.
Sesak
ini hanya aku yang rasa.
Tidak
mungkin KAU rasa bukan?
Entah
rasa ini masih suci seperti dahulu kala
Atau
sudah meluntur sebagai dosa.
TAPI
AKU MENIKMATINYA.
Langganan:
Postingan (Atom)