Aku.
Banyak orang yang
mendengar desas desus ini.
Aku.
Yang mereka anggap
sebagai yang mengetahui apa yang mereka belum ketahui.
Yang mereka pikir
mampu melesat lebih cepat dari siapapun di liniku.
Aku.
Yang di benci pada
setiap kata yang ku ucapkan.
Yang di benci bahkan
hanya karena namaku di sebutkan.
Aku, yang kisahnya
hanya diketahui seklumit orang.
Pernah
aku bertanya pada bundaku,
Hidup apa harus berjuang untuk meyakinkan mereka yang
membenciku, bunda?
Dan
bunda tersenyum
Katanya,
Benci itu penting, nak, untuk agar kau tahu
hidup ini tidak hanya untuk mensyukuri apa yang punya. Meminta yang kau
butuhkan dan kau inginkan. Tapi memperbaiki apa yang kau rusak.
Cih,
apa yang aku rusak?
Dan
seketika aku bertanya pula pada ayahku,
Apa aku merusak sesuatu, ayah, hingga mereka
membenciku?
Ayahpun,
tak ku duga, mengangguk
Kau merusak apa yang mereka syukuri, kau merusak apa
yang mereka sayangi. Kau cahaya penyilau mata mereka yang hanya punya lampu 5
watt untuk kamar10x10 meter, nak.
Aku?
Ya.
Akulah, hati yang dengki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar